Di
masa kelam Indoensia, kemerdekaan ialah suatu hal yang sangat di dambakan, di
mana penjajahan telah merajalela. Kesedihan mungkin tak terhitung seberapa
besar yang di alami oleh masyarakat terutama para pemuda. Akan tetapi Para
pemuda bangsa tak sekedar diam dan duduk manis melihat kondisi bangsa di bawah
penekanan dan penindasan. Selama 3,5 abad negeri kincir angin menjejakkan
kakinya di Indonesia, kurang lebih 3,5 tahun negeri samurai mendirikan
markas-markasnya di tanah air tercinta. Para pejuang bangsa mengupayakan segala
cara untuk bisa terbebas dari belenggu penjajahan. Segala upaya mereka
usahakan, bahkan mereka tak ragu memberikan segenap jiwa raganya untuk tanah
air tercinta. Tak terhitung berapa jumlah harta benda yang mereka korbankan,
tak terhitung berapa banyak nyawa para pejuang bangsa ini melayang demi mewujudkan
kemerdekaan yang mereka idam – idamkan. Semakin banyak pengorbanan yang mereka
berikan tak menyurutkan api semangat juang mereka untuk terus berkontribusi
menuju kemerdekaan yang hakiki.
Semangat juang yang telah tertanam dalam hati mereka
kian tumbuh dan berkembang. Sehingga menghasilkan tekad serta kontribusi yang
tiada henti demi kemerdekaan bangsa ini. Tak peduli akan penghargaan apa yang akan
mereka dapatkan, tak peduli apakah nanti mereka akan di kenang atau bahkan di
lupakan, tak peduli sudah seberapa banyak harta benda yang mereka berikan untuk
kemerdekaan bangsa ini. Mereka tak mengejar popularitas, mereka tak ingin
pujian dan sanjungan, bahkan mereka tidak meminta ganti rugi atas segala harta
benda yang mereka hibahkan untuk negeri ini. Dengan semangat juang yang mereka
miliki “Berkontribusi atau Mati”, itulah pilihan mereka. Sekarang telah terbukti,
berkat semangat juang mereka, kini kita bisa merasakan kebebasan berdemokrasi,
kebebasan HAM, kebebasan berkomunikasi, besosialisasi. Mendapatkan pendidikan
yang layak serta sejahtera dengan kehidupan tanpa penekanan. Akan tetapi, pada
saat ini semangat juang itu telah pudar.
Kita terlena dengan kebebasan yang kita dapatkan
sehingga kita tak menyadari bahwa, perlahan nilai – nilai nasionalisme kita di
pengaruhi oleh perkembangan zaman. Kita lihat potret pemuda masa kini. Dari
sekian banyak pemuda masih banyak yang tak hafal lagu kengasaannya, masih
banyak pemuda yang tak paham dengan sejarah bangsanya. Minimnya wawasan
kebangsaan, tak heran begitu mudahnya bangsa lain melucuti kebudayaan serta
merampas sumberdaya bangsa ini. Ketika kita para pemuda sibuk dengan sistem
yang di buat oleh bangsa lain, maka di saat itulah mereka bergerak, perlahan
merusak nilai-nilai kebangsaan dan menanam saham untuk mengekspoitasi
sumberdaya alam yang kita miliki.
Begitu mudahnya bangsa kita terpengaruh oleh
perkembangan teknologi. Minimnya kontribusi pemuda yang tak peduli lagi dengan
kondisi bangsa saat ini. Kita disibukkan oleh hal – hal yang mengalihkan
perhatian kita terhadap kondisi bangsa ini. Kesibukan – kesibukan yang kita
lakukan membuat kita lalai untuk membuka mata melihat kondisi negeri ini,
bahkan ketika sudah tahu bagaimana kondisi negeri ini pun kita enggan untuk
berkontribusi memperbaikinya. Kita justru menjadi pihak pengamat yang tak mau
turun tangan membenahi negeri ini. Padahal begitu besarnya jasa negeri ini,
namun kita masih saja belum mengerti. Pengorbanan para pejuang untuk menegakkan
bangsa ini, kita acuh akan kondisi bangsa yang kian memburuk.
Kesenjangan sosial yang makin merajalela, di tambah
dengan bencana yang kian henti melanda bangsa ini. Asap yang terus menyebar ke
penjuru nusantara, menyisakan kesedihan dan korban di setiap persinggahannya,
ribuan masyarakat meninggal dunia akibat penyakit yang menyerang saluran
pernafasan. Di mulai dari orang dewasa, remaja bahkan anak-anak yang masih
punya masa depan yang cerah. Namun masa depan mereka di renggut oleh musibah
yang melanda negeri ini. Musibah telah terjadi akan tetapi kita masih enggan
membuka mata dan peduli.
Seharusnya pemudalah yang berperan inti dalam
menanggulangi permasalahan ini. Karena pemuda ialah harapan bangsa, pemuda itu agent of change yang akan membawa negeri
ini ke arah yang lebih baik. Jika pemudanya tidak baik maka mustahil suatu
negeri akan baik. Tentu Bapak Soekarno tidak asal bicara ketika beliau berkata
“ Beri aku 10 pemuda maka akan ku ubah dunia”, memang benar kontribusi pemuda
itu memberi oengatuh yang nyata. Contonya ketika reformasi 1998 dimana para
pemudalah yang berperan sentral dalam perisitiwa 98, bahkan ketika kemerdekaan
1945 pun para pejuang mudalah yang banyak berkontribusi hingga terhentinya
penjajahan. Sudah saatnya para pemuda bangsa menjemput euforia kemerdekaan yang
telah lama hilang, sudah saatnya para pemuda bangsa mengobarkan semangat juang
itu sebeum ia benar-benar padam. Ketika pemuda telah bergerak maka semuanya kan
berubah, tergantung aksi para pemuda itu, jikalau pemuda mengarahkan
pergerakannya untuk kemanjuang bangsa ini maka tidak mustahil bangsa ini akan
kembali jaya.
Mari kita mulai perubahan itu dari diri sendiri,
berupaya memperbaiki diri. Berhentilah dari sistem yang di buat oleh orang
asing yang membuat kita lalai akan kondisi bangsa kita. Terus benahi diri,
mengisi wawasan kebangsaan, menambah pengetahuan terhadap kondisi bangsa ini
agar kita tidak mudah di tipu. Agar kekayaan alam kita tidak mudah di ekspoitasi
oleh orang asing. Berpifikralh kritis atas segala permasalahan yang tejadi.
Indonesia butuh pemuda, pemuda yang berkarakter, pemuda yang memiliki semangat
juang untuk emnghantarkan Indonesia pada puncak kejayaannya. Tanamkan
nilai-nilai kebaikan itu di dalam diri kita.
Waktu
untuk bersenang-senang sudah usai, ini saatnya waktu kita untuk bergerak.
Menjadi generasi pembaharu, jika kita masih tetap berada pada sistem ini maka
kemerdekaan yang haiki itu tak akan terwujud. Generasi pembaharu yang akan
memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi di bangsa ini. Pekalah terhadap
permaslahan yang terjadi, jangan mau di bodohi oleh oknum-oknum yang mengaku
dirinya seorang pahwalan bagi negeri ini. Indonesia ialah milik kita, kitalah
yang akan menjaganya. Jika kita saja tidak peduli kepanya maka siapa lagi yang
akan peduli, sudah cukup penderiataan yang dialami negeri ini selama
berabad-abad, atau apakah kita menunggu di jajah selamat berabad-abad baru
bertindak. Tentu tidak, lebih baik mencegah sebelum terlambat.
Inilah saatnya untuk memulai, mulai membenahi bangsa
ini. Perbaiki diri, bangkitkan semangat juang yang dulu pernah padam. Pahami
setiap permasalahn yang terjadi dan jadilah solusi. Itu suatu kontribusi yang
seharusnya kita lakukan sebagai agen perubahan. Indoneisa ialah kita dan
indonesia butuh pemuda.