Senin, 30 November 2015

Indonesia Merindukan Sosok “Pemuda”
 
Di masa kelam Indoensia, kemerdekaan ialah suatu hal yang sangat di dambakan, di mana penjajahan telah merajalela. Kesedihan mungkin tak terhitung seberapa besar yang di alami oleh masyarakat terutama para pemuda. Akan tetapi Para pemuda bangsa tak sekedar diam dan duduk manis melihat kondisi bangsa di bawah penekanan dan penindasan. Selama 3,5 abad negeri kincir angin menjejakkan kakinya di Indonesia, kurang lebih 3,5 tahun negeri samurai mendirikan markas-markasnya di tanah air tercinta. Para pejuang bangsa mengupayakan segala cara untuk bisa terbebas dari belenggu penjajahan. Segala upaya mereka usahakan, bahkan mereka tak ragu memberikan segenap jiwa raganya untuk tanah air tercinta. Tak terhitung berapa jumlah harta benda yang mereka korbankan, tak terhitung berapa banyak nyawa para pejuang bangsa ini melayang demi mewujudkan kemerdekaan yang mereka idam – idamkan. Semakin banyak pengorbanan yang mereka berikan tak menyurutkan api semangat juang mereka untuk terus berkontribusi menuju kemerdekaan yang hakiki.
Semangat juang yang telah tertanam dalam hati mereka kian tumbuh dan berkembang. Sehingga menghasilkan tekad serta kontribusi yang tiada henti demi kemerdekaan bangsa ini. Tak peduli akan penghargaan apa yang akan mereka dapatkan, tak peduli apakah nanti mereka akan di kenang atau bahkan di lupakan, tak peduli sudah seberapa banyak harta benda yang mereka berikan untuk kemerdekaan bangsa ini. Mereka tak mengejar popularitas, mereka tak ingin pujian dan sanjungan, bahkan mereka tidak meminta ganti rugi atas segala harta benda yang mereka hibahkan untuk negeri ini. Dengan semangat juang yang mereka miliki “Berkontribusi atau Mati”, itulah pilihan mereka. Sekarang telah terbukti, berkat semangat juang mereka, kini kita bisa merasakan kebebasan berdemokrasi, kebebasan HAM, kebebasan berkomunikasi, besosialisasi. Mendapatkan pendidikan yang layak serta sejahtera dengan kehidupan tanpa penekanan. Akan tetapi, pada saat ini semangat juang itu telah pudar.
Kita terlena dengan kebebasan yang kita dapatkan sehingga kita tak menyadari bahwa, perlahan nilai – nilai nasionalisme kita di pengaruhi oleh perkembangan zaman. Kita lihat potret pemuda masa kini. Dari sekian banyak pemuda masih banyak yang tak hafal lagu kengasaannya, masih banyak pemuda yang tak paham dengan sejarah bangsanya. Minimnya wawasan kebangsaan, tak heran begitu mudahnya bangsa lain melucuti kebudayaan serta merampas sumberdaya bangsa ini. Ketika kita para pemuda sibuk dengan sistem yang di buat oleh bangsa lain, maka di saat itulah mereka bergerak, perlahan merusak nilai-nilai kebangsaan dan menanam saham untuk mengekspoitasi sumberdaya alam yang kita miliki.
Begitu mudahnya bangsa kita terpengaruh oleh perkembangan teknologi. Minimnya kontribusi pemuda yang tak peduli lagi dengan kondisi bangsa saat ini. Kita disibukkan oleh hal – hal yang mengalihkan perhatian kita terhadap kondisi bangsa ini. Kesibukan – kesibukan yang kita lakukan membuat kita lalai untuk membuka mata melihat kondisi negeri ini, bahkan ketika sudah tahu bagaimana kondisi negeri ini pun kita enggan untuk berkontribusi memperbaikinya. Kita justru menjadi pihak pengamat yang tak mau turun tangan membenahi negeri ini. Padahal begitu besarnya jasa negeri ini, namun kita masih saja belum mengerti. Pengorbanan para pejuang untuk menegakkan bangsa ini, kita acuh akan kondisi bangsa yang kian memburuk.
Kesenjangan sosial yang makin merajalela, di tambah dengan bencana yang kian henti melanda bangsa ini. Asap yang terus menyebar ke penjuru nusantara, menyisakan kesedihan dan korban di setiap persinggahannya, ribuan masyarakat meninggal dunia akibat penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Di mulai dari orang dewasa, remaja bahkan anak-anak yang masih punya masa depan yang cerah. Namun masa depan mereka di renggut oleh musibah yang melanda negeri ini. Musibah telah terjadi akan tetapi kita masih enggan membuka mata dan peduli.
Seharusnya pemudalah yang berperan inti dalam menanggulangi permasalahan ini. Karena pemuda ialah harapan bangsa, pemuda itu agent of change yang akan membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Jika pemudanya tidak baik maka mustahil suatu negeri akan baik. Tentu Bapak Soekarno tidak asal bicara ketika beliau berkata “ Beri aku 10 pemuda maka akan ku ubah dunia”, memang benar kontribusi pemuda itu memberi oengatuh yang nyata. Contonya ketika reformasi 1998 dimana para pemudalah yang berperan sentral dalam perisitiwa 98, bahkan ketika kemerdekaan 1945 pun para pejuang mudalah yang banyak berkontribusi hingga terhentinya penjajahan. Sudah saatnya para pemuda bangsa menjemput euforia kemerdekaan yang telah lama hilang, sudah saatnya para pemuda bangsa mengobarkan semangat juang itu sebeum ia benar-benar padam. Ketika pemuda telah bergerak maka semuanya kan berubah, tergantung aksi para pemuda itu, jikalau pemuda mengarahkan pergerakannya untuk kemanjuang bangsa ini maka tidak mustahil bangsa ini akan kembali jaya.
Mari kita mulai perubahan itu dari diri sendiri, berupaya memperbaiki diri. Berhentilah dari sistem yang di buat oleh orang asing yang membuat kita lalai akan kondisi bangsa kita. Terus benahi diri, mengisi wawasan kebangsaan, menambah pengetahuan terhadap kondisi bangsa ini agar kita tidak mudah di tipu. Agar kekayaan alam kita tidak mudah di ekspoitasi oleh orang asing. Berpifikralh kritis atas segala permasalahan yang tejadi. Indonesia butuh pemuda, pemuda yang berkarakter, pemuda yang memiliki semangat juang untuk emnghantarkan Indonesia pada puncak kejayaannya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan itu di dalam diri kita.

Waktu untuk bersenang-senang sudah usai, ini saatnya waktu kita untuk bergerak. Menjadi generasi pembaharu, jika kita masih tetap berada pada sistem ini maka kemerdekaan yang haiki itu tak akan terwujud. Generasi pembaharu yang akan memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi di bangsa ini. Pekalah terhadap permaslahan yang terjadi, jangan mau di bodohi oleh oknum-oknum yang mengaku dirinya seorang pahwalan bagi negeri ini. Indonesia ialah milik kita, kitalah yang akan menjaganya. Jika kita saja tidak peduli kepanya maka siapa lagi yang akan peduli, sudah cukup penderiataan yang dialami negeri ini selama berabad-abad, atau apakah kita menunggu di jajah selamat berabad-abad baru bertindak. Tentu tidak, lebih baik mencegah sebelum terlambat.

Inilah saatnya untuk memulai, mulai membenahi bangsa ini. Perbaiki diri, bangkitkan semangat juang yang dulu pernah padam. Pahami setiap permasalahn yang terjadi dan jadilah solusi. Itu suatu kontribusi yang seharusnya kita lakukan sebagai agen perubahan. Indoneisa ialah kita dan indonesia butuh pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar